Hubungan Iman dengan Ibadah

Berbicara mengenai Hubungan Iman dengan Ibadah tidak terlepas dari pembahasan tentang hubungan antara aqidah dan syari'ah. Muncul suatu pertanyaan bagaimana hubungan antara iman dengan ibadah dan sejauh mana iman dapat mempengaruhi ibadah? Seseorang dapat dikatakan muslim, apabila telah mengucapkan dua kalimat syahadat. Nilai atau bobot keislamanya makin sempurna jika ia melaksanakan rukun islam dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan ajaran agama islam.


Mengucapkan dua kalimat syahadat, merupakan unsur serta syarat pertama bagi seseorang untuk dapat disebut sebagai seorang muslim. Syahadat mengandung unsur aqidah yaitu keimanan atau kepercayaan kepada Allah dan kerasulan Muhammad SAW. Keimanan tersebut selanjutnya membawa kepada keimanan kepada malaikat, rasul, kitab Allah, hari kiamat serta qadha dan qadhar.

Keimanan yang baik dan benar haruslah diwujudkan dalam amal yang sesuai dengan hukum-hukum Allah. Iman tanpa diiringi dengan amal tidaklah bernilai dan kosong. Pelaksanaan hukum Allah berarti telah melaksanakan semua Rukun Islam. Dengan demikian syahadat mempunyai kaitan yang erat dengan rukun islam yang lain serta rukun iman yang enam. 

Dari gambaran diatas terlihat bahwa Hubungan Iman dengan Ibadah sangatlah erat sekali. Hal ini dapat dilihat dari ayat-ayat al-qur'an yang berikut ini:


إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْر

Artinya: Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan nasehat menasehati dalam kesabaran.

Dari sisi lain, antara iman dan ibadah terdapat hubungan timbal baik, yakni apabila makin kuat iman seseorang maka semakin kuat pula frekuensi ibadahnya. Demikian pula sebaliknya apabila semakin baik dan sempurna ibadah yang dilakukan seseorang, maka semakin baik pula keimanan didalam dirinya. Didalam ajaran islam tidak dikenal pemisah antara jasad dengan jiwa atau agama dengan kehidupan.

Sebagai makhluk yang sempurna, kita sebagai manusia diberi kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan agam serta mengajak orang lain kepada kebenaran. Ibadah yang didasari oleh keimanan akan memberikan dampak positif kepada sikap pribadi seorang muslim. Misalnya ayat yang menyebutkan shalat bisa menjaga kita dari perbuatan keji dan munkar yang terdapat pada surat al-ankabut ayat 45:

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَم
مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: Bacalah apa yang diwahyukan kepadamu yaitu al-qur'an dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu menjaga dari perbuatan keji dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar keutamaannya dari ibadah lainnya. Dan Allah maha mengetahui apa yang engkau kerjakan.

Akan tetapi shalat barulah bermakna bila dilaksanakan dengan baik dan benar serta penuh rasa keimanan kepada Allah. Hal itu akan dapat mendekatkan jiwa seseorang kepada Allah. Kedekatan itu akan melahirkan perasaan dan keyakinan bahwa ia selalu diawasi dan dioerhatikan oleh Allah, karena itu ia tidak akan melakukan pekerjaan keji dan munkar.

Demikian pula dengan ibadah yang lain yang apabila dilakukan dengan baik akan menimbulkan perasaan yang dekat dengan Allah, Tetapi harus diingat bahwa walaupun iman tidak dapat dipisahkan dari amal dan ibadah, bukan berarti beriman dan beribadah membuat seseorang menjadi ma'sum, suci dan tidak berdosa. Karena tidak ada manusia yang suci dari dosa.

Itulah pembahasan tentang Hubungan Iman dengan Ibadah, semoga kita semua bisa lebih meningkatkan keimanan kita kepada Allah dan melakukan ibadah wajib maupun ibadah sunnah, agar kita semua termasuk hamba yang beruntung, Amin.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hubungan Iman dengan Ibadah"

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini dan gunakan kata-kata yang bijak dalam berkomentar. Dilarang keras memasukkan link dalam komentar, karena itu dianggap SPAM dan akan DIHAPUS.